Imlek dan Ritual Pelepasan Burung Pipit
Perayaan Imlek ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang burung pipit yang berjualan di sekitar Vihara Amurva Bhumi, Jl Prof Dr Satrio, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. Ya, di momen spesial bagi warga keturunan Tionghoa ini, para pedagang burung pipit di vihara tersebut mampu menjual ribuan ekor burung pipit.
Kalau pas perayaan Imlek, penjualan burung pipit di sini memang meningkat drastis
Yanto (37), salah seorang pedagang burung pipit di sekitar vihara yang telah berusia ratusan tahun itu mengaku sudah 15 tahun menjadi penjual burung pipit di sekitar Vihara Amurva Bhumi. "Kalau pas perayaan Imlek, penjualan burung pipit di sini memang meningkat drastis," ujar Yanto yang tinggal di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (19/2).
Dikatakan Yanto, kenaikan permintaan burung pipit saat Imlek mencapai 7 kali lipat. Saat hari biasa, sambung Yanto, dirinya hanya membawa 500-1.000 ekor burung pipit. Namun, saat perayaan Imlek, dirinya membawa sekitar 7.000 burung pipit.
Polisi Jaga Ketat 4 Vihara Besar di DKIBurung pipit yang dijual Yanto dipasok dari daerah Bandung, Jawa Barat. Untuk perayaan imlek, dirinya sudah memesan pasokan burung pipit sejak dua bulan lalu. "Ya kalau mau jumlah banyak harus dipesan dari lama. Saya sudah pesan sejak dua bulan lalu ke pemasok dari Bandung dan Sukabumi," tuturnya.
Untuk satu ekor burung pipit dijual oleh Yanto seharga Rp 2.000. Dari harga ini, Yanto bisa mendapatkan keuntungan per ekor Rp 800. "Modal per ekornya itu Rp 1.200, dan dijual Rp 2.000. Lumayan omzetnya kalau lagi perayaan seperti ini bisa sampai Rp 10 juta," tandas pria dua anak ini.
Sementara itu, Novita (40), salah satu umat yang berdoa di Vihara Amurva Bhumi mengaku usai berdoa dan membakar dupa, dirinya membeli 20 ekor burung pipit untuk dilepas ke udara.
Sebelum dilepas, burung-burung tersebut didoakan di dalam vihara. Ia berharap dengan melakukan kebajikan melepas burung, anaknya bernama Valerina (6) bisa mendapatkan kesembuhan dari penyakit ginjal yang dideritanya.
"Anak saya Valerina sudah lama mengidap gangguan ginjal. Mudah-mudahan bisa diberikan berkah setelah berbuat kebajikan agar cepat sembuh dan penyakitnya dibawa terbang," ungkap Novita yang tinggal dikawasan Sunter, Jakarta Utara.
Menurut Novita, sebenarnya ritual pelepasan burung tidak hanya dilakukan saat perayaan Imlek saja. Dalam sebulan ada dua hari yang biasa menjadi waktu ritual tersebut. "Tidak harus Imlek, setiap tanggal 1 dan 15 di kalender Cina itu ya boleh saja," ucapnya.
Asisten Pengurus Vihara Amurva Bhumi, Sulaiman mengatakan, ritual pelepasan burung itu untuk berbuat kebajikan. Bukan hanya burung saja, ikan dan kura-kura juga menjadi binatang favorit yang diritualkan.
"Itu
kan membebaskan binatang atau makhluk hidup dari kekangan hidup dan juga ancaman pembunuhan. Bisa apa saja seperti ikan dan kura-kura, kan ini berbuat kebaikan," tuturnya.